Teruntuk Kamu yang Ingin Memulai Ngeblog. Yuk Baca ini Dulu!
Sumber : medium.com
Menulis Adalah Obat Terbaik. Saya masih ingat, saat masih duduk di
bangku Sekolah Dasar saya sangat suka sekali menulis di buku harian. Buku
hariannya-pun masih ada sampai detik ini. Beberapa kali kadang saya membaca
ulang buku itu. Diawali dengan kalimat “Dear
diary,.....”, hahaha terkesan konyol memang, tapi nyatanya itu bisa
membantu saya mengobati rindu kepada ibu dan ayah yang ada di Semarang. Ya,
sewaktu saya SD, saya tinggal bersama nenek saya di Purwodadi. Pikiran saya
saat itu hanya karena teman saya di desa sangat banyak, ditambah lagi kakak
saya yang sudah tinggal di sana semenjak Taman Kanak-Kanak, semakin semangatlah
saya untuk melanjutkan sekolah di desa bersama kakak saya. Tapi, ternyata
semakin bertambah usia, saya mulai mengerti arti “rindu”, mulai merasa iri
ketika teman-teman mendapat perhatian lebih karena dekat dengan orang tuanya.
Mulailah saya menulis di buku harian.
Sumber : smartmoney.com
Ternyata dengan menulis itu saya bisa
belajar jujur mengenai perasaan saya sekaligus membuat saya lega. Berlanjut
hingga saat saya menginjak usia SMP, saya membuat fanspage cerita horor di salah satu platform media sosial yaitu
facebook. Ramai sekali ternyata respon
teman-teman yang membaca tulisan saya disana. Bahagia? Jelas. Saya semakin
semangat menulis semenjak itu. Namun, karena beberapa alasan, saya harus
menghapus facebook saya, ternyata fanspage
yang saya buat ikut hilang. Hehehe
Kemudian berlanjut saat saya membuat
blog karena tugas dari guru saya, ya lagi-lagi isinya soal fiksi cerita horor,
padahal saya ini anak yang penakut, tapi imajinasi saya sepertinya sayang kalau
tidak dituangkan. Hingga saat ini blognya masih ada, sayangnya saya tidak bisa
mengaksesnya lagi. Berlanjut saat kuliah, bersama dengan dua dosen favorit
saya, saya mulai menekuni bidang tulis menulis, mengikuti lomba karya ilmiah,
menulis berita, menjadi notulen dalam beberapa seminar, menjadi sekretaris
dalam sebuah organisasi, kemudian rutin menulis di blog, meskipun saat itu
dikelola bersama teman-teman saya, tapi saya bahagia. Ada kepuasan tersendiri
yang saya menulis, apalagi kalau tulisan saya memiliki positive impact bagi orang lain.
Bagiku menulis adalah obat terbaik, menulis
mampu mewakilkan apa yang terkadang tidak mampu saya ucapkan. Setidaknya itulah
manfaat menulis bagiku. Tidak jauh berbeda dengan menulis seperti biasa, hanya
saja saya semakin menyadari apa yang saya tulis disini bisa jadi akan
mempengaruhi orang lain, sehingga saya harus lebih bijak dalam menulis di blog.
Tapi tentu saja hal itu sama sekali tidak mempengaruhi kejujuran saya dalam
menulis di blog, bagiku menulis atau ngeblog seperti “self healing” , setidaknya itulah manfaat ngeblog bagi diri saya sendiri.
Beberapa teman menanyakan bagaimana saya
bisa konsisten ngeblog, bagaimana cara menemukan ide yang bisa dikembangkan
menjadi sebuah tulisan di blog. Terang saja, saya sedikit bingung
menjelaskannya ketika mendapat pertanyaan tersebut, karena saya sendiri masih
sering abai untuk menulis artikel organik, tapi semoga setelah ini saya bisa lebih
konsisten lagi dalam menulis artikel organik. Kali ini saya mencoba
memberanikan diri menjawab dua pertanyaan tersebut, mengenai bagaimana cara
konsisten ngeblog dan bagaimana cara menemukan ide untuk ditulis. Yuk simak!
- Membentuk Habit

Sumber : strategidanbisnis.com
Saya sangat memahami, kita semua
memiliki aktivitas dan kesibukan yang berbeda-beda, terkadang merasa ingin
melakukan banyak hal, tapi terhalang waktu. Bagaimana mengatasinya? pola manajemen
waktu adalah hal yang paling utama. Beberapa orang menerapkan sistem priority scale sebagai salah satu cara untuk
mengatur manajemen waktu. Misalkan setiap pukul 16.00 sore kita tetapkan
sebagai waktu untuk membaca buku minimal 2 halaman sehari dan hal itu berlanjut
terus, kira-kira apa dampaknya? kita akan memiliki habit membaca pada jam
tersebut atau minimal ada habit membaca sehari minimal dua halaman dengan
pengaturan waktu yang fleksibel tentu saat suatu waktu kita tidak melakukannya,
pasti akan terasa aneh. Jika sudah sampai tahap itu, itulah bukti bahwa habit
membaca yang kita susun telah terbentuk. Tentu hal ini tidak mudah, dan perlu “sedikit”
tegas kepada diri sendiri untuk melakukan hal itu secara berkelanjutan sampai
terbentuk habit pada diri kita sendiri. Hal ini tentu berlaku pula bagi kita
yang ingin menumbuhkan rasa konsisten dalam ngeblog.
- Ide Menulis itu Ada di Sekitar Kita Lho!

Sumber : masigun.com
Let
me tell you guys, salah
satu kehebatan penulis adalah jelinya memandang sesuatu dengan berbagai macam
sudut pandang. Ide yang muncul-pun tak jarang malah dari lingkungan sekitar.
Contoh, saat ini saat saya menulis tulisan ini, ada salad buah di samping saya,
dan itu bisa menjadi ide tulisan beberapa artikel, misalkan tulisan mengenai buah
yang cocok untuk salad, jenis keju yang cocok untuk salad, cara membuat salad
buah, cara memotong buah untuk salad, jenis mayones untuk salad, tips agar
salad buah tahan lama, dan masih banyak lagi artikel yang bisa kita buat.
Bayangkan, contoh diatas hanya berdasarkan salad buah, lebih dari lima artikel
bisa kita tulis, sementara disekitar kita ada banyak sekali barang yang bisa
kita jadikan tulisan untuk ngeblog. So,
what do you waiting for? Yuk ngeblog!
Nah itu dia guys kira-kira tips ngeblog dari saya terkait konsistensi dan
penemuan ide sebagai bahan tulisan. Semoga bermanfaat bagi teman-teman semua.
Sejenak mari kita renungkan mengenai pandemi covid-19 yang sedang menyerang
berbagai wilayah, mari kita saling bahu membahu kepada sesama. Let’s fight against covid-19 pandemic
together! Stay safe by stay at home. Keep praying and please be healthy! I love
you~
Sayangnya jaman sekarang banyak blogger yang memulai ngeblog langsung tancap gas ingin dapat uang.
BalasHapusSaya kadang kesusahan untuk Membentuk Habit saya 😅😅😅😂.
BalasHapusjeleknya saya nulis terus di blog tapi ntar lupa mau blogwalking
BalasHapusAku masih buruk soal manajemen waktu...masih suka jadi deadliner garis keras wkkwkw jangan ditiru ya...
BalasHapusKalau saya, saya mencoba memahami ritme hidup saya dari bangun tidur sampai tidur lagi. Mulai jadi ayah & suami, profesional hingga bloger.
BalasHapusDari situ saya menentukan ritme blogging yang cocok buat saya, hingga akhirnya menentukan bahwa jadwal posting 1 minggu sekali itu sudah cukup buat saya.
Saya dulu pernah begitu menggebu-gebu ngeblog sehari sekali, akhirnya stres sendiri.
Mungkin itu dari saya sih mbak.
Aku baru membiasakan menulis harian, Mbak. Gak target-target banget sih. Pokoknya kalau mau nulis, ya, nulis saja. Nggak usah nunggu perfek tulisannya. Pengen balik lagi pas awal-awal ngeblog zaman dulu. Soalnya kuperhatikan kok makin tahun jumlah tulisan di blogku makin menurun.
BalasHapusaku belum sanggup untuk selalu nulis harian.. masih sesuai mood.. *jangan ditiru yaa.. masih yang sesuka mau nulis apa dan kapan.
BalasHapusSejak SD saya juga rajin nulis catatan harian, Mbak. Saat kuliah pun masih rajin dan bukunya masih ada. Setelah menikah malah gak kontinyu, hanya sesekali aja, pas pengen. Hehe. Ini saya mau bangkit lagi ngeblognya, Mbak. Semoga konsisten. Doanya ya, Mbak
BalasHapusSetuju banget ide tuh sebenernya betebaran di sekitar kita tinggal kitanya aja yg harus jeli. Plus konsisten juga ya jangan mau kalah sama males
BalasHapusAku juga masih keteteran bagi waktu, jadi bisa apdet seminggu sekali pun sdh prestasi bagiku..hihi.. Oya, jadi pengen baca cerita horornya Ami nih..
BalasHapusIya betul ide menulis ada disekitar kita dan benar menulis bs jd self healing
BalasHapusSetuju, Ide menulis memang ada banyak di sekitar kita. Saya lagi belajar menulis dengan konsisten, memang menyita waktu, Jadi harus pinter-pinter memilah waktu. Kalau ada ide, semisal gak sempet nulis, tuangkan dalam catatan.
BalasHapusKadang sampai melongo kalau baca tulisan orang 'Ih, ternyata nulis dari sudut pandang ini jadi menarik.. dst'
BalasHapusMasyaAllah Mbak Ami sudah nulis sejak SD, bahkan SMP sudah melanglang buana di FB. keren! Barakallah Mbak... semoga kita konsisten nulis
Kalau udah terbiasa nulis setiap hari jadi gampang yaa menuhin target atau deadline, tapi klo nngepanngepasi ditinggal lama ngga nulis pasti berat mau mulainya, jd habit emang hrs dilatih
BalasHapusYa benar, ide memang ada di mana saja ya Ami. Tinggal kita niat untuk menuliskannya atau enggak. Saat mengawali mungkin rasanya sulit. Rasanya kok tulisan kita jelek dan enggak bermutu. Tapi itulah kesalahan awal kita. Underestimate pada diri sendiri ibarat mendoakan diri untuk menjadi seperti yang kita sangkakan itu.
BalasHapusIihh sama banget sih kita, suka nulis di diary zaman sekolah. Kalau baca ulang jadi ketawa-tawa sendiri. Aku juga lo. Dan sepertinya itu berdampak saat ngeblog sekarang ini, sukanya nulis curhat hahaha.
BalasHapusAku sedang membentuk habit untuk One Day One Post. Banyak gagalnya tapi seru. Setidaknya kalau mencoba bisa One Day One Post, dalam sebulan blog bisa terisi lebih dari 15 postingan dan nggak seperti etalase alias artikel job doang, wkwk.
Jadi keingat pas zaman remaja suka nulis buku diary juga, yg pakai gembok segala. Aku sendiri juga mengawali ngeblog dari curhat sih. Alhamdulilahnya sekarang bisa merasakan juga dpt uang dr ngeblog. Tapi sayangnya blm bisa rajin posting nih.Padahal bnyk yang ingin di tulis. Semoga ke depannya bisa konsisten nulis dan update blognya.
BalasHapusWaaah kitaa sama mba. Dulu aku jg nulis di diary, dari SD mungkin. Sampe awal kuliah. Trus baru mulai nulis di Friendster awalnya, kemudian multiply sampe akhirnya bikin blog yg skr :). Tapi tujuanku msh belum berubah. Dari awal bikin tujuannya Krn aku pelupa , dan rasanya sayang kalo semua pengalaman ku traveling dan kuliner ilang GT aja. Makanya aku nulis di blog.
BalasHapusDiitung2 bisa utk share Ama yg lain jg. Msh blm tertarik sih utk monetisasi blog walo tawaran banyak. Buatku udh cukup dr gaji kantor. Blog purely hanya utk menyalurkan hobi menulis :)